Alhamdulillah. Pindahan barang-barang dari apartment lama sudah beres. Tanggal 27 April 2015 kemarin kita pindahan, walaupun gak lancar-lancar banget dan ada beberapa kendala, tapi alhamdulillah kami bisa melewatinya dengan sabar dan tetap semangat, dengan menyerahkan semua pada Allah hingga ga terasa berat untuk dijalani. Sehingga merasa kalo ini udah termasuk lancar 🙂
Yah, kendala dan kesulitan itu diciptakan untuk menguji kesabaran makhlukNya. We happen to learn about it by doing it. Selama ini kami berdoa mohon diberi kemudahan dan kelancaran, tapi baru sekarang ini mulai paham, hidup ini ga selalu harus sempurna, tersedia berbagai hal, mudah, dan lancar segala urusan. Kendala/masalah akan selalu ada dalam hidup (kalo sampe ngerasa ga ada masalah, katanya sih sebenernya ada yg salah tuh). Yang penting, masalah itu ga boleh sampe bikin keluarga terpecah-belah, ga boleh merubah diri kita jadi lebih buruk dari sebelumnya, dan kita melaluinya bersama-sama. Itu yang menjadikan kita keluarga yang kuat.
Lo boleh punya banyak rintangan, tapi ingat.. Lo harus punya Allah, pencipta lo yang jauh lebih hebat.
Baru belakangan ini gw berdoa mohon diberikan yang terbaik yang Allah pilihkan untuk kami, karena yang datangnya dari Allah sudah pasti ada maksud yang begitu baik dan tulus, walaupun awalnya ada yang terlihat tidak menyenangkan untuk kita terima.
So, kendala-kendala saat pindahan kemarin, yang pertama adalah mover yg ternyata cuma mau mindahin barang2 elektronik dan lemari (itu jg dinego). Dan biaya pindahan cukup mahal 500 riyal hanya untuk barang2 elektronik aja, plus 150 untuk tiga orang mover. Tapiiii, karena mobil pick upnya masih ada space kosong, mereka bersedia bantu bawain beberapa kardus. Aaaaand, pas udah sampe apartment baru, hubby lupa bawa remote AC. Jadilah mereka bersedia balik lagi ke apartment lama supaya hubby ambil remote dan diperbolehkan sekalian angkut beberapa barang2 lagi. Itu pun masih ada sisa sekitar 12an box lagi di apartment lama.
Sebenernya bisa aja pindahan sendiri asal punya mobil. Tapi kami belum punya mobil, jadi harus bolak-balik naik taksi untuk pindahan sisanya. Kalo mau minta tolong teman yang punya mobil, duhh gw pribadi sih agak sungkan buat minta-minta tolong kalo masih bisa dikerjain sendiri. Lagipula teman2 sekantornya hubby yang punya mobil juga ga ada yang nawarin. Makin gue ga enak lah buat minta tolong, kalo ga ditawarin ya gw ga mau minta duluan. Eh yang menawarkan bantuan pindahan pake mobilnya itu malah teman dari kantor lain, tapi kasihan ah. Selama masih bisa dikerjain sendiri, insyaAllah ga mau ngerepotin.
Kendala kedua adalah hubby tiba-tiba kena demam sampe menggigil, ga nafsu makan, pusing, mual, dan lemes. Pas jadwalnya hubby libur jadi ga bisa digunakan untuk bolak-balik naik taksi untuk pindahan sisa barang. Mungkin ini cara Allah supaya kita jaga kesehatan jg. Dan di balik kesulitan, ada kemudahan. Dua orang teman kantor yang cukup dekat dengan hubby (para bujangan) tiba2 balik dari rig dan pulang ke kota. Mereka bersedia membantu kami pindahin sisa barang di tempat lama. Alhamdulillaah..
Akhirnya tanggal 5 Mei kemarin ini, kita bersihin tempat lama, pamit sama bapak kostan, dan masing-masing nenteng banyak barang. Haduuuh.. Terima kasih banyak, jazakumullah khoiron katsiron.. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan kebaikan yang lebih banyak lagi. Oh ya, satu lagi hikmah dari adanya kesusahan; kita jadi tau siapa yang benar-benar ikhlas menolong, siapa yang benar-benar tulus berteman dengan kita walau kita masih berada di bawah, dan siapa yang tidak pilih2 teman dan tidak menilai orang dari status.
Alhamdulillah sahabat-sahabat kami di sini baik semua.. 🙂